Sterilisasi dan desinfeksi (praktikum)

B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah oven, otoklaf, cawan petri, erlenmeyer, dan kompor.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air, kapas, kertas HVS, kertas koran, dan aluminium foil.
C. Prosedur Kerja
1. Sterilisasi dengan udara panas
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
a. Membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas HVS
b. Meletakkan cawan yang telah dibungkus diatas rak oven
c. Memanaskan oven diatas kompor dengan temperatur 160°C-180°C selama 7 menit
d. Mematikan kompor dan membiarkan suhu oven berada pada suhu kamar kemudian mengeluarkan cawan dari oven
2. Sterilisasi dengan uap air bertekanan
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
a. Mengisi air pada otoklaf hingga dasar yang berlubang tempat meletakkan materi yang disterilkan.
b. Memasukkan medium atau air ke dalam erlenmeyer.
c. Menutup mulut tabung dengan menggunakan kapas.
d. Membungkus kapas penutup tabung dengan menggunakan Aluminium foil
e. Meletakkan tabung pada Otoklaf kemudian menutup otoklaf dengan cara mengencangkan sekrup penutupnya, kemudian memanaskan otoklaf diatas kompor hingga mencapai temperatur 121°C selama 15-30 menit
f. Mematikan kompor kemudian menunggu hingga otoklaf dingin sebelum membuka penutup.
1. Sterilisasi kering
Sterilisasi dengan udara panas (kering) digunakan alat yaitu Oven (Hot Air Sterilizer). Temperatur yang digunakan untuk alat ini umumnya 160-180°C selama 2 jam.
Cara ini baik digunakan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca seperti cawan petri, pipet, tabung reaksi, labu erlenmayer. Selain itu juga diterapkan terhadap bahan-bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk (talk, dermatol), lemak, minyak. Penyusupan panas ke dalam bahan-bahan ini berjalan lambat sekali, karena itu harus disterilkan dalam jumlah sedikit dan dalam lapisan tipis tidak lebih dari 0,5 cm dalam cawan petri.
Pada praktikum yang dilakukan, pemanasan cawan petri di dalam oven hanya berlangsung selama 7 menit dari waktu sterilisasi yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena oven yang digunakan merupakan oven rumah tangga atau yang biasa digunakan dalam pembuatan kue. Oven ini juga memiliki pemanasan yang sangat tinggi terlebih lagi jika dilakukan pemanasan dalam waktu yang cukup lama. Tidak hanya itu, karena pengatur suhu pada oven ini juga sudah tidak berfungsi lagi, maka suhu yang digunakan pada pemanasan tidak diketahui secara pasti.
2. Sterilisasi Basah
Sterilisasi dengan uap air bertekanan, merupakan cara yang paling banyak digunakan. Pensterilan dengan uap dalam tekanan dilakukan dalam autoklaf. Material yang disterilkan umumnya berupa medium, air, dan sebagainya. Dalam otoklaf ini uap berada dalam keadaan jenuh, dan peningkatan tekanan mengakibatkan suhu yang tercapai menjadi lebih tinggi, yaitu di bawah tekanan 15ib (2 atmosfer). Suhu dapat meningkat sampai 121°C. Bila uap itu dicampur dengan udara yang sama banyak, pada tekanan yang sama, maka suhu yang tercapai hanya110°C. itu sebabnya udara dalam autoklaf harus dikeluarkan sampai habis untuk memperoleh suhu yang diinginkan (121°C). dalam suhu tersebut semua mikroorganisme, baik vegetatif maupun spora dapat dimusnahkan dalam waktu yang tidak lama, yaitu sekitar 15-20 menit.
Sterilisasi ini umumnya digunakan untuk mensterilkan bahan atau medium yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan erlenmeyer yang sebelumnya telah ditutup rapat dengan menyumbat mulut tabung dengan menggunakan kapas dan aluminium foil. Hal ini dimaksudkan agar bahan atau medium yang disterilkan tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme dari lingkungan luar. Keuntungan cara ini adalah karena seluruh badan yang dibebashamakan bisa dikenai uap air pada temperatur dan waktu yang diperlukan.

1 komentar:

  1. terimakasih infonya mbak. boleh tahu daftar pustakanya gak mbak ? Tks

    BalasHapus